Total Tayangan Halaman

Jumat, 10 Desember 2010

MAKALAH KONSEP PROMOSI KESEHATAN


BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemampuan (ability) masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya.
Upaya memecahkan masalah kesehatan ditujukan atau diarahkan kepada faktor perilaku dan faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Pendekatan terhadap faktor perilaku adalah promosi atau pendidikan kesehatan. Sedangkan, pendekatan terhadap faktor non perilaku adalah dengan perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan SosBud, serta peningkatan pelayanan kesehatan.
Makalah ini dapat membantu pembaca untuk dapat mengetahui konsep-konsep promosi kesehatan baik ditingakat penentu kebijakan maupun pelaksana lapangan. Selain itu, makalah ini dapat menembah kepustakaan kesehatan masyarakat dan promosi atau pendidikan kesehatan yang masih kurang.
Kami telah berusaha mempelajari konsep promosi kesehatan dari sumber-sumber seperti, dari buku maupun internet. Namun, tidak menutup kemungkinan masih adanya kekurangan maupun kesalahan, maka kami sangat memerlukan saran dan kritik pembaca ataupun dosen pengampu.
BAB II
A.    SEJARAH PROMISI KESEHATAN
Sebelum menjadi promosi kesehatan pengertiannya di samakan dengan pendididkan kesehatan, pada pendidikan kesehatan di tekankan pada perubahan perilaku masyarakat dengan cara memberikan informasi kesehatan melalui berbagai cara dan teknologi. Dari hasil studi yang di lakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para ahli pendidikan kesehatan didapati bahwa pengetahuan masyarakat tentang kesehatan meningkat tetapi tidak di imbangi oleh perubahan perilakunya. Disadari bahwa pendidikan kesehatan belum “memampukan” masyarakat tetapi baru dapat “memaukan”  Mengenai istilah Promosi Kesehatan sendiri juga mengalami perkembangan. Mula-mula dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun 1986 merupakan konferensi Internasional promosi kesehatan yang pertama kali dilaksanakan yang berlangsung tanggal 17 sampai dengan 21 November 1986 dikenal dengan Ottawa Charter.
Pada konferensi Internasional promosi kesehatan ini mengambil tema Menuju Kesehatan Masyarakat Baru, namun pada konferensi ini tidak terlepas dari Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Pelayanan Kesehatan Dasar atau Primary Health Care oleh WHO promosi kesehatan didefinisikan sebagai: the process of enabling people to control over and improve their health.
Tetapi definisi tersebut diaplikasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,Meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Definisi ini tetap dipergunakan, sampai kemudian mengalami revisi pada konferensi dunia di Bangkok pada bulan Agustus 2005, menjadi (Health promotion is the process of enabling people to increase control over their health and its determinants, and thereby improve their health) dan dimuat dalam The Bangkok Charter. Dan definisi baru ini belum dibakukan bahasa Indonesia. Selain istilah Promosi Kesehatan, sebenarnya juga beredar banyak istilah lain yang mempunyai kemiripan makna, atau setidaknya satu nuansa dengan istilah promosi kesehatan, seperti.
·         Komunikasi, Informasi dan Edukasi
·         Pemasaran social
·          Mobilisasi social
·          Pemberdayaan masyarakat, dll

B.     KONSEP DALAM PROMOSI KESEHATAN

Ø  LAWRENCE GREEN (1984)
Lawrence Green mendefinisi promosi kesehatan sebagai berikut: Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Dari batasan ini jelas, bahwa promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

Ø  PIAGAM OTTAWA (OTTAWA CHARTER: 1986)
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada, menyatakan bahwa:
Healt promotion is the process of enabling people to increase control over, and inprove   their health. To reach a state of complete physical, mental, ang social well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to change or cope with the environment.
Dari kutipan di atas jelas dinyatakan, bahwa Promosi Kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali atas kesehatannya, dan meningkatkan status kesehatan mereka. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya  yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup dua dimensi yakni “ kemauan” dan “ kemampuan”, atau tidak sekedar meningkatnya kemauan masyarakat seperti dikonotasikan oleh pendidikan kesehatan. Untuk mencapai status kesehatan yang paripurna baik fisik, mental dan kesejahteraan social, masyarakat harus mampu mengenal/mengidentifikasi dan mewujudkam aspirasinya, untuk memenuhi kebutuhannya, dan mengubah atau  mengatasi keadaan lingkungannya.
Kesehatan, , sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber social dan personal, sebagaimana halnya kapasitas fisik. Karena itu, promosi kesehatan bukan saja tanggung jawab sector kesehatan, tapi juga meliputi sector-sektor lain yang mempengaruhi gaya hidup sehat dan kesejahteraan social.
Teori klasik oleh Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatn individu, kelompok/masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah:
·         Lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun lingkungan non fisik
·         Perilaku
·         Pelayanan kesehatan
·         Keturunan atau herediter
Determinan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan fisik (cuaca, iklim, sarana, dan prasarana, dsb), dan lingkungan non fisik, seperti lingkungan social, budaya, ekonomi, politik, dsb. Bila dianalisis lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua factor diluar kehidupan manusia , baik secara individu, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung atau tidak langssung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti, di samping determinan-determinan tersebut yang telah dirumuskan oleh Blum masih terdapat factor lain yang dapat mempengaruhi atau menentukkan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.
Faktor-faktor atau determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan  baik individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam piagam Ottawa (Ottawa Charter) disebut persyaratan untuk kesehatan (prerequisites for health) terdapat 9 faktor, yakni:
·         Perdamaian atau kemakmuran (peace)
·         Tempat tinggal (shelter)
·         Pendidikan (education)
·         Makanan (food)
·         Pendapatan (income)
·         Ekosisten yang stabil dan seimbang (a stable eco-sistem)
·         Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resources)
·         Keadilan social (social justice)
·         Pemerataan (equity)
Faktor-faktor tersebut dalam mempenggaruhi kesehatan tidaklah berdiri masing-masing melainkan bersama-sama atau secara akumulatif, karena masing-masing factor tersebut saling mempengaruhi.
Ø  KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT
Secara definisi istilah promosi dalam ilmu kesehatan masyarakat (healt promotion) mempunyai dua pengertian. Pengertian promosi kesehatan yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Level and clark mengatakan ada 5 tingkat pencegahan penyakit dalam perspektif masyarakat, yaitu:
·         Healt promotion (peningkatan/promosi kesehatan)
·         Specifik Protection (perlindungan khusus melalui imunisasi)
·         Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)
·         Disability limitation (membatasi atau mengurangi kecatatan)
·         Rehabilitation (pemulihan)
Sedangkan pengertian yang kedua promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan atau menjual kesehatan. Dengan kataan lain promosi kesehatan adalah memasarkan atau menjual atau memperkenalkan pesan-pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan, sehingga masyarakat menerima atau membeli (dalam arti menerima perilaku kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat. dari pengertian promosi kesehatan yang kedua ini, maka sebenarnya sama dengan pendidikan kesehatan (health education). Karena pendidikan kesehatan pada prinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
Memang promosi kesehatan dalam konteks kesehatan masyarakat pada saat ini dimaksudkan sebagai revitalisasi atau pembaruan dari pendidikan kesehatan pada waktu yang lalu. Berubahnya pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan, tidak terlepas dari sejarah praktik pendidikan kesehatan di dalam masyarakat di Indonesia, maupun secara praktik kesehatan secara global.
Ø  YAYASAN KESEHATN VICTORIA
Komfrensi kesehatan victoria menyatakan sebagai berikut:
Health promotion is a  programs are design to bring about “change” within people, organization, communities, and their environment.
Batasan ini menekankan, bahwa promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama. Contoh: Orang yang pernah tinggal di luar negeri atau di Negara maju misalnya Amerika. Sewaktu tinggal di Amerika  telah berperilaku teratur, mengikuti budaya antri dalam memperoleh pelayanan apa saja, naik bus, kereta, dsb. Tetapi setelah kembali ke Indonesia, dimana budaya antri (lingkungan) belum ada, maka ia akan ikut berebut waktu naik bus, kereta, dsb.  Penerapan dalam promosi kesehatan sebagai contoh, misalnya ada suatu daerah yang merupakan endemic penyakit DBD, untuk mengatasi penyebarluasan penyakit DBD maka harus ada perubahan perilaku dari masyarakat di daerah tersebut misalnya dengan cara tidak menampung air disembarangan tempat, menggunakan lotion anti nyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk, mengatur pola makan yang baik dan bergizi agar tubuh kuat sehingga tidak mudah sakit. Tetapi selain perubahan perilaku harus diikuti pula oleh perubahan lingkungan misalnya lingkungan fisik yag semula kurang sehat karena dapat menjadi sarang nyamuk kemudian di bersihkan agar tidak terdapat sarang nyamuk yang terbentuk, perubahan lingkungan ini sangat penting untuk menunjang kesehatan selain perubahan perilaku karena apabila tidak di imbangi maka perilaku kesehatan tidak akan bertahan lama. Oleh karena itu, promosi kesehatan bukan sekedar mengubah perilaku saja tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, system, dsb.
C.     VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATAN
Visi adalah impian, cita –cita, atau harapan yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan atau program. Oleh sebab itu, visi promosi kesehatan (khususnya Indonesia) tidak terlepas dari visi pembangunan kesehatan di indonesia, seperti yang tercantum dalam UU kesehatan RI no. 23 tahun 1992, yakni “Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya baik fisik,mental, dan sosialnya sehingga produktifitas secara ekonomi maupun sosial”. Dari visi tersebut terdapat kata kunci yaitu:
·         Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatanya.
·         Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatan.
·         Memelihara kesehata, berarti mau dan mau mencegah penyakit, melindungi diri dari gangguan –gangguan kesehatan, dan mencari pertolongan pengobatan yang professional bila sakit.
·         Meninakatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan kesehatannya. Kesehatan perlu ditingkatkan, karena derajat kesehatan baik individu,kelompok, atau masyarakat itu bersifat dinamis, tidak statis.
Upaya –upaya untuk mewujudkan visi inidisebut “misi promosi kesehatan” yzitu apa yang harus dilakukan untuk mencapai visi. Secara umum misi promosi kesehatan ini sekurang –kurangnya ada tiga hal yaitu:
Ø  Advokat (advocate) :
 kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil keputusan dari berbagai tingkatan, dan sector terkait dengan kesehatan, Tujuan kegiatan ini adalah menyakinkan para pelabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan, bahwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting (urgen). Oleh sebab itu, perlu dukundn kebijakan atau keputusan dari para pejabat tersebut,
Ø  Menjebatani (medicate) :
Promosi kesehatan juga mempunyai misi “mediator” atau “menjebatani” antara sector kesehatan dengan sector lain sebagai mitra. Dengan peralatan lain promosi kesehatan merupakan perekat kemitraan di bidang pelayanan kesehatan.
Ø  Memampukan (enable) :
Sesuai dengan visi promosi kesehatan, yaitu masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyain misi utama untuk memapukan masyarakat.
D.    BATASAN PROMOSI KESEHATAN
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik. Unsur-unsur pendidik yakni:
1)      Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidiknya.
2)      Proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain)
3)      Output (melakukan apa yang diharapkan atau prilaku )